Jumat, 04 September 2009

Perahuku di ujung lidah

Tak bergeming...tak beranjak,
Mematung diantara bulan dan matahari...
Kapan layarmu bersyair kembali?

Tak peduli aku....
Kau terbang atau berlabuh,
Tuk mengiya setiap mimpi.

Perahuku....
Jangan kau tersedak tangis,
Bungkuslah senyum buat esok hari,
Senyum sedih atau duka ...tak mengapa,
Karena semua sama saja,
Kan terpanggang cerita lama.

Perahuku.....
Lihatlah.....senja telah memeluk burung penjaga waktu,
Memintal segenap lamunan,
Juga asa yang tercecer pasrah.

Perahuku....
Kau kah tumpanganku?
Jangan....jangan kau terdiam,
Katakan kebarat atau keselatan,
Jangan pula gagap dipersimpangan.

Perahuku....
Antar aku.... tidak tunggu lain waktu,
Bukankah kau hampir sampai,
Dibalik ucap tak bertuan,
Diujung lidah kebenaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar