Selasa, 26 Mei 2009

pagi nan indah

selamat pagi mentari....
jadikan pagi ini lebih indah,
dari cerita buyutku 1000 tahun lalu,
biarkan embun mengering manja,
membasuh muka nirwana,
menuntun duka berganti cerita.

pagi nan indah......jangan muramkan rautmu,
abadikan lesung pipitmu,
diantara.....jari-jari mungil,
dan keriput yg berpelangi...
lantunkan pula lirikmu,
seindah syair air mengalir.

oh...pagi nan indah....
temani mereka....
yang sibuk memikul bayangnya,
dan memungut tetes demi tetes keringatnya,
tuk jadikan...kado malam hari,
juga.....
bagikan pula pada mereka,
serangkum tawa jenaka,
disela-sela sisa lumpur yang tak terseka.

oh...pagi nan indah....
datanglah esok seperti ini,
sampai kami merasa jemu tak berarti.

rindu anakku...

suara itu merdu nian,
Walau rengek dan tangis....
bak bisik pujangga malam,
mengapa ia slalu datang,
mengendap pelan disudut telinga,
memintal asa dan hatiku,
sungguh aku resah mendengarnya.

oh Tuhan....
enyahkan dia dari sisi nadiku.

kini aku telah tuli.....
tak satupun dapat menyapaku....
tapi....
suara itu......
makin menggema dipucuk kalbu....

dengar....
dengarkan.....ia datang lagi....
tak menangis tak merengek....
hanya mengantar sepucuk surat rindu....
"kapan bapak pulang.......
adik...kangen pak..."

Senin, 25 Mei 2009

bunga nan indah

bunga itu begitu indah....
sayang...dia jauh disebrang sungai itu...
ingin kupetik dan kutanam diperaduanku....
tapi... aku tak kuasa....
biarlah...kududuk senyap disini...
melepas pandang...menyimpan jenuh....
hingga....surya malu pada langit jingga....

wahai embun malam....
jagalah dia dengan basahmu....
bisikkan lembut tentang kidungku....
lalu belailah manja dengan salamku....
jangan biarkan dia tersedak dalam mimpi....
melepas tangkai karena takut pada waktu...
biarkan sang mekar melayaninya...
sampai sungai itu mengering sedih...
dan kudatang gagah padanya....
sambil menenteng bangga....
seonggok kardus lamunan...

bunga itu begitu indah....
sayang...dia jauh disebrang sungai itu....

salam rindu

nona....dimalam ini....
ijinkan ku datang padamu....
kan keketuk lirih pintu kamarmu...
jangan...jangan....tak usah kau buka,
cukup merapatlah dibalik pintu,
tuk dengar sepatah bisikku,
"nona....ijinkan aku menantimu..."

nona....liriklah kejendela itu....
lihat....dia masih lebar terbuka....
jangan...jangan....tak usah kau tutup,
cukup tersenyumlah padanya,
biarkan....sang dingin...sampaikan lembut salamku,
"bahwa....aku sangat mengharapmu...."

nona....berbaringlah pelan....
hangatkan dengan selimutmu....
jangan...jangan....tak usah...kau terpejam,
cukup kau mainkan jemarimu,
biarkan....pembagi mimpi bercerita padamu,
"kalau...aku sangat merindumu...."